Lebah madu telah
di kenal oleh manusia sejak zaman budaya-budaya kuno beberapa ribu tahun yang
lalu.
Dalam Islam, Al
Qur'an menempatkan secara istimewa lebah madu menjadi sebuah judul yaitu An
Nahl (Lebah Madu). Dalam salah satu ayatnya (Surah An Nahl ayat 68-69 tertulis:
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian
makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang berpikir.
Pembudidayaan
lebah madu yang kini populer berasal dari kawasan Laut Tengah (Afrika Utara,
Eropa selatan dan Asia Kecil) yang selanjut menyebar ke seluruh wilayah dunia.
Bangsa Mesir Kuno membuat corong dari tanah liat sebagai sarang lebah, kemudian
dari keranjang anyaman. Di Afrika lebah madu dipelihara dalam bongkahan kayu
berbentuk silinder dan sarang tersebut digantung di pohon. Bangsa Rusia sebagai
pengembang lebah madu secara modern, malahan disebut sebagai daerah lahan madu.
Rusia mulai mengembangkan peternakan madu sejak abad ke 10 hingga kini secara
besar-besaran. Mereka yang menemukan sarang lebah madu yang bisa
dipindah-pindahkan, teknik tersebut diperkenalkan oleh Peter Prokovich
(1775-1850).